Saturday, December 21, 2013

makalah analisis butir test




MAKALAH  EVALUASI PENGAJARAN



DISUSUN OLEH:
NAMA                                                                             NIM
Ø  RAHMAD NUR RIZKY                                               5113122038
Ø  M. HERU PURNOMO                                                  5113122029
Ø  ARI PURWADI                                                              5113122003
Ø  RICO ANDY E. TARIGAN                                         5113122034

PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIMED
TA: 2012-2013



Dengan kerendahan hati kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah yang berjudul MENGANALISIS BUTIR TEST ini ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah EVALUASI PENGAJARAN Dalam penyusunan makalah ini, banyak kendala dan hambatan yang kami hadapi, namun berkat dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, akhirnya  kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dengan hormat kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. A. Hasan Saragih, M.pd selaku dosen mata kuliah EVALUASI PENGAJARAN yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan itu, kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada para orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril dan materil.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.



Medan, 28 oktober 2013
Penulis,


Kelompok 7



 


Setiap kegiatan penelitian memerlukan data yang dapat diperoleh melalui pengukuran.  Data  merupakan  bahan  utama  suatu  kegiatan  penelitian,  maka kebenaran  suatu  data  menentukan  keterandalan  hasil penelitian.  Salah  satu  cara untuk memperoleh data hasil belajar adalah melalui tes.  Analisis  butir  soal  adalah  pengkajian  pertanyaan  tes  agar  diperoleh perangkat  pertanyaan  yang  memiliki  kualitas  yang  memadai.  Ada  dua jenis analisis  butir  soal,  yakni  analisis  tingkat  kesukaran  soal  dan analisis  daya pembeda  di  samping  validitas  dan  reliabilitas. Menganalisis  tingkat  kesukaran soal artinya mengkaji soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal mana  yang  termasuk  mudah,  sedang,  dan  sukar.  Sedangkan  menganalisis  daya pembeda  artinya  mengkaji  soal  tes  dari  segi  kesanggupan  tes  tersebut  dalam membedakan siswa yang  termasuk ke dalam kategori  rendah dan kategori tinggi prestasinya. Sedangkan validitas dan reliabilitas mengkaji kesulitan dan keajegan pertanyaan tes.




Tingkat kesukaran (difficulity index)atau kita singkat TK dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar (crorcker dan Algina,1986:311).definisi itu dapat dinyatakan dengan sebuah rumus dimana TK adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dgn jumlah peserta.

TK=
Σ B
Σ P

Keterangan:
TK=tingkat kesukaran
∑B=jumlah siswa yang menjawab benar
∑P=jumlah siswa peserta tes

Misalnya:
dari 10 siswa yang mengikuti uji coba THB, pada butir 1 terdapat 7 orang dapat menjawab benar dan pada butir2 terdapat 2 orang dapat menjawab benar. berapakah tingkat kesukaran kedua butir soal tersebut?

                 7
TK (1) = --- = 0,70.
                10

                 2
TK (2) = --- = 0,20.
                10

Nilai TK butir merentang antara 0 sampai1 TK sebuah butir sama dengan nol terjadi bila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya Tk sebuah butir akan sama dengan 1(satu) apabila semua peserta menjawab benar pada butir tersebut.Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah.Dalam THB,TK butir-butir soal diusahakan sedang.Kalau butir soal terlalu mudah atau terlalu sukar bagi dua atau lebih peserta maka sekor tidak lagi dapat membedakan kemampuan para peserta sekiranya di antara mereka terdapat perbedaan kemampuan.butir yang sangat sukar sehingga tidak ada siswa yang dapat menjawab dengan benar menyebabkan butir tersebut kehilangan kemampuannya membedakan siwa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah.begitu pula dengan butir yang sangat mudah sehiingga semua peserta dapat menjawab benar.Oleh karenanya,butir sebaiknya mempunyai TK yang sedang.

TK butir yang sedang berada dalam suatu rentang nilai TK.Kriteria untuk menentukan rentang untuk TK sedang sangat tergantung jumlah kategori yang diinginkan.Misalnya kategori TK meliputi sukar,sedang dan mudah maka kriteria sedang adalah antara 0,33 sampai 0,66 Berikut pembagian kategori TK ke dalam tiga kelompok:

Rentang TK
Kategori
0,00 – 0,32
Sukar
0,33 – 0,66
Sedang
0,67 – 1,00
Mudah

Namun, bila TK di klasifikasikan ke dalam lima kelompok :sangat sukar ,sukar ,sedang ,mudah dan sangat mudah ,maka butir soal di katakana mempunyai TK sedang bila indeks TK berada antara 0,40-0,59.secara keseluruhan pembagian rentang TK diatur sebagai berikut :

Rentang TK
Kategori
0,00 – 0,19
Sangat sukar
0,20 – 0,39
Sukar
0,40 – 0,59
Sedang
0,60 – 0,79
Mudah
0,80 – 1,00
Sangat mudah

Dalam beberapa situasi ,TK butir soal tidak di usahakan sedang .Pada keadaan di mana diingin kan sebanyak mungkin peserta tes dapat di nyatakan lulus maka butir di usahakan sangat mudah,missal nya penerimaan siswa di mana diperkirakan jumlah daya tampung lebih banyak daripada pelamar yang mendaftar .Sebaliknya,pada keadaan diinginkan peserta tes sekecil mungkin dapat dinyatakan lulus, maka butir soal di usahakan sesukar mungkin.

Daya pembeda (discriminating power) atau kita singkat DB adalah kemampuan butir soal THB membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah .DB berhubungan dengan derajat kemampuan butir membedakan dengan baik perilaku pengambil tes dalam tes yang di kembangkan (anstasi dan urbina ,1997:179). DB harus di usahakan positif dan setinggi mungkin .Butir soal yang mempunyai DB positif dan tinggi berarti butir tersebut dapat membedakan dengan baik siswa kelompok atas dan bawah .Siswa kelompok atas adalah kelompok siswa yang tergolong pandai atau mencapai skor total hasil belajar yang timggi dan siswa kelompok bawah adalah kelompok ssiswa yang bodoh atau memperoleh sekor total hasil belajar yang rendah .DB itu dapat di tentukan basarannya dengan rumus sebagai berikut:

DB = PT – PR

Atau

DB =
Σ T B   Σ R B
Σ T       Σ R

Keterangan:
PT = proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan  tinggi .
PR = proporsi siswa yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah.
∑TB = jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi.
∑T = jumlah kelompok siswa yang mempunyai kemampuan tinggi .
∑RB = Jumlah peserta yang menjawab benar pada kelompok siswa yang mempunyai kemampuan rendah .
∑R = jumlah siswa yang mempunyai kemampuan rendah .

Sebagai sebuah penjelasan di berikan contoh sebagai berikut :
Sebanyak 10 orang mengikuti uji coba  THB berbentuk objektif dengan hasil sebagai berikut:

Siswa
Butir soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
B
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
3
C
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
8
D
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
E
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
4
F
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
9
G
0
0
1
1
0
1
1
0
1
0
5
H
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
3
I
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
2
J
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10

Perhitungan DB dapat di lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Menentukan suswa kelompok atas dan bawah. Kelompok atas adalah setengah kelompok siswa (5 orang) yang mamperoleh skor terendah. Penentuan kelompok atas dan kelompok bwah dapat di sajikan dalam tabel berikut:

Kelompok atas
Kelompok bawah
Siswa
Skor
Siswa
Skor
A
10
B
3
C
8
E
4
D
9
G
5
F
9
H
3
J
10
I
2







2.      Menghitung perolehan sekor butir pada kelompok atas dan kelompok bawah.

Kelompok atas
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
C
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
D
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
F
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
J
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah
5
2
5
4
5
5
5
5
5
4

Kelompok bawah
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
E
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
G
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
H
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
I
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah
1
4
1
2
2
2
1
1
2
2

3.      Menghitung DB
DB dihitung sebagai mana rumusnya sebagai berikut:
a.       Butir 1
DB (1) =
5
-
1
=
4
= 0,80
5
5
­5­

b.      Butir 2
DB (2) =
2
-
4
=
2
= - 0,40
5
5
­5­

Sebuah butir THB yang baik adalah butir soal yang mempunyai DB positif dan signifikan.DB akan positif apabia jumlah siswa kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar lebih banyak dari pada jumlah siswa kelompok bawah.DB yang signifikan dimaksudkan sebagai mempunyai indexs minimal+0,30 yang artinya pada butir yang baik jumlah siswa kelompok atas yang dapat menjawab benar minimal30%lebih banyak dari pada jumlah siswa kelompok bawah yang dapat menjawab benar.

Nilai DB akan merentang antara -1,00 hingga +1,00. Dengan mengambil contoh soal diatas,beberapa kondisi ekstrim dapat di jelaskan sebagai berikut:
a.       Bila semua siswa kelompok atas dapat menjawab benar dan semua siswa kelompok bawah  menjawab salah,makaDB akan +1,00.

 DB =
5
-
0
= + 1,00
5
5

b.      Bila semua siswa kelompok atas dapat menjawab salah dan semua siswa kelompok bawah menjawab benar,maka DB -1,00.

 DB =
0
-
5
= - 1,00
5
5

c.       Bila baik siswa kelompok atas maaupun kelompok bawah dpat menjawab dengan benar maka DB akan 0,00.

DB =
5
-
5
= 0,00
5
5

d.      Bila baik siswa kelompok atas maupun kelompok bawah menjawab salah maka DB akan 0,00.

DB =
0
-
0
= 0,00
5
5

Berdasar nilai rentang DB diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Bila semua siswa baik kelompok atas maupun kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sama menjawab salah maka butir soal tidak mempunyai kemampuan membedakan yang ditunjukkan oleh DB=0,00.
2.      Bila siwa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih banyak dari pada kelompok bawah yang menjawab benar maka DB akan positif.
3.      Bila siwa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih sedikit dari pada kelompok bawah yang menjawab benar maka DB akan negative.
4.      Butir soal mempunyai DB tinggi apabila siswa kelompok atas yang dapat menjawab benar lebih banyak dibandingkan siswa kelompok bwah yang dapat menjawab benar dengan perbandingan tertentu hingga DB minimal +0,30.

Dalam menghitung DB terdapat beberapa kejadian khusus yang harus diperhatikan:
a.       Bila data di tengah sama maka data yang sama di keluarkan dari analisis. Misalnya: data skor hasil belajar enam orang siswa di urutkan dari tinggi ke rendah adalah sebagi berikut: 10, 9, 7, 7, 4 dan 2. Data skor yang sama adalah 7 dan di keluarkan dari analisis, sehingga perhitungan DB melibatkan siswa yang memperoleh skor 10 dan 9 sebagai kelompok atas dan siswa yang memperoleh skor 4 dan 2 sebagi kelompok bawah.
b.      Dalam hal jumlah siswa uji coba sangat banyak maka penentuan kelompok atas dan bawah adalah dengan mengambil 27% siswaa yang memperoleh skor tertinggi sebagai kelompok atas dan 27% siswa yang memperoleh skor terendah sebagai kelompok bawah. Sebanyak 46% siswa di tengah distribusi di keluarkan dan tidak di analisis. Perhitungan daya beda butir di dasarkan pada “aturan 27%”. Menurut Kelly, pada kondisi normal, titik optimum di mana dua kondisi seimbang di capai pada 27% kelompok atas dan bawah (Anastasi dan Urbina, 1997: 182).

Perhitungan DB butir juga dapat dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir dengan skor total. Korelasi butir dengan total menunjukkan kesejajaran nilai antara butir dengan total. Bila skor butir bervariasi sejalan dengan variasi skor total maka butir tersebut mampu membedakan dengan baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan rendah. Butir di katakan mempunyai DB yang tinggi apabila korelasi butir itu dengan total minimal +0,30. Adapun korelasi antara butir dengan total dapat di lakukan menggunakan rumus product moment, biserial, poin biserial. Phi atau tetrakorik (Crocker dan Algina, 1986: 317-319).

Analisis butir juga dilakukan dengan meperhatikan pengecoh. Pengecoh (distractor) yang juga dikenal dengan istilah penyesat atau penggoda adalah pilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban.pengecoh bukan sekedar pelengkap pilihan.Pengecoh diadakan untuk menyesatkan siswa agar tidak mememilih kunci jawaban pengecoh menggoda siswa yang kurang begitu memahami materi pelajaran untuk memilihnya.Agar dapat melakukan fungsinya untuk mengecoh maka pengecoh harus dibuat semirip mungkin dengan kunci jawaban.
Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila paling tidak ada siwa yang terkecoh memilih.Pengecoh yang sama sekali tidak dipilih tidak  dapat melakukan fungsinya sebagai pengecoh karena terlalu mencolok dan dimengerti oleh semua siswa sebagai pengecoh soal.Pengecoh yang berdasarkan hasil uji coba tidak efektif direkomendasikan untuk diganti dengan pengecoh yang lebih menarik.

Contoh pengujian karasteristik butir
Sehubungan dengan analisis butir secara klasik dapat diberikan contoh sebagai berikut: THB uji coba adlah 10 butir soal tes obyektif pilihan ganda dengan empat pilihan.jawaban 10 orang siswa uji coba dilaporkan hasilnyya sebagai berikut:

Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
B
D
C
D
B
B
C
A
C
D
B
B
C
C
A
B
A
C
A
B
C
C
C
D
A
D
A
D
D
B
C
B
D
D
B
A
A
C
B
A
A
C
A
E
A
C
B
B
A
C
D
C
D
B
F
A
D
B
A
D
B
D
B
C
B
G
C
D
D
C
A
D
A
A
C
A
H
B
D
B
A
B
C
D
A
C
D
I
D
D
D
B
C
D
A
C
D
B
J
B
D
A
B
C
D
D
A
C
B
Kunci
B
D
C
A
A
B
D
A
C
B

Dari sebaran jawaban tersebut,penghitungan skor uji coba dan analisis butir dapat diringkaskan dalam tabel sebagai berikut:

Siswa
Butir soal
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
6
B
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
4
C
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
5
D
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
4
E
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
3
F
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
6
G
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
4
H
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
6
I
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
2
J
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
6
ΣB
4
7
2
4
3
3
5
6
7
5

TK
0,40
0,70
0,20
0,40
0,30
0,30
0,50
0,60
0,70
0,50

DB
0,40
0,60
0
0
-0,20
0,20
0,60
0
0,60
0,20

EP
E
TE
E
E
E
E
E
E
E
E


Keterangan:
SB  = Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir ke-I
TK  = Tingkat kesukaran
DB = Daya beda
EP  = Efektivitas pengecoh
E    = Efektif
TE  = Tidak efektif

Bila ditetapkan kriteria untuk memberikan penelitian butir adalah sebagai berikut:
1.      TK butir harus sedang yaitu antara 0,33 sampai 0,66
2.      DB harus tinggi  yaitu minimal +0,30
3.      Pengecoh paling tidak seorang siswa ada yang memilih.

Berdasarkan ringkasan analisis butir pada tabel di atas  dan kriteria penilaian butir yang baik maka dapat ditarik kesimpulan:
1.      Butir 3, 5 dan 6 terlalu sukar
2.      Butir 3, 4, 5, 6, 8, dan 10 tidak mampu membedakan kemampuan siswa kelompok atas dan bawah.
3.      Pada butir 2 pengecoh A tidak efektif.

Perhitungan analisis butir itu selengkapnya dilakukan sebagai berikut:
1.      Tingkat kesukaran
      Misalnya TK butir 1 di hitung sebagai berikut:

    TK (1) =             
4
   = 0,40
10

2.      Daya beda
      Perhitungan DB dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a.       Menentukan siswa kelompok atas dan bawah.

Kelompok atas
Kelompok bawah
Siswa
Skor
Siswa
Skor
A
6
B
4
C
5
D
4
F
6
E
3
H
6
G
4
J
6
I
2

b.      Menghitung perolehan skor tiap-tiap butir pada siswa kelompok atas dan bawah.

Kelompok atas
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
A
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
C
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
F
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
H
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
J
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
Jumlah
3
5
1
2
1
2
4
3
5
3

Kelompok bawah
Siswa
Butir soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
B
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
D
0
0
0
1
0
1
0
1
1
0
E
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
G
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
I
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
Jumlah
1
2
1
2
2
1
1
3
2
2

c.       Menghitung DB butir.
Misalnya DB untuuk butir 1 dapat dihitung sebagai berikut:

DB (1) =
3
-
1
=
2
= 0,40
5
5
­5­


3.      Efektivitas pengecoh
Efektivitas pengecoh dapat dianalisis sebagaimana ditabulasikan dan sebagai contoh dianalisis tiga butir soal sebagai berikut:

Butir
Kunci
Pemilih
Pengecoh
Pemilih
Efektifitas pengecoh
1
B
4
A
C
D
2
2
2
Efektif
Efektif
Efektif
2
D
7
A
B
C
0
1
2
Tidak efektif
Efektif
Efektif
3
C
2
A
B
D
3
3
2
Efektif
Efektif
Efektif
Dan seterusnya



BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

Tes merupakan salah satu bentuk instrumen evaluasi untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai pokok-pokok materi yang sudah diajarkan, untuk itu seorang guru harus melakukan tes kepada peserta didik setiap pemberian materi yang telah dianggap selesai untuk mengetahui apakah dia bisa menerima atau memahami materi yang sudah diberikan oleh seorang guru.
Ada dua bentuk tes yang digunakan, antara lain tes standar dan tes buatan guru. Tes terstandar adalah tes yang disusun oleh suatu tim ahli, atau disusun oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara professional. Sedangkan tes buatan guru adalah tes yang dibuat seorang guru untuk merumuskan bahan dan tujuan khusus untuk kelasnya sendiri dan masih dalam ruang lingkup sekolah tempat dia mengajar.
Analisis soal antara lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Dalam analisis soal ada beberapa hal yang penting yaitu mencari taraf kesukaran, daya pembeda, dan pola jawaban soal.


Sebagai manusia biasa setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan, diantaranya adalah pola pikir tiap individu yang berbeda-beda, ada yang cerdas, pintar dan kurang pintar, untuk itu dalam suatu lembaga pendidikan hal inilah yang sangat diperhatikan. Cara pengukuran pola pikir yang dilakukan lembaga pendidikan (sekolah) yaitu melalui tes. tes-tes yang diberikan oleh pendidik harus mempunyai bobot soal yang dianggap baik, dan soal-soal itu harus benar-benar diperhatikan cara penyusunannya




Dr. Purwanto, M.Pd. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009


No comments:

Post a Comment