MAKALAH
SISTEM AC
JUDUL
Memahami Karakteristik, Memilih
Refrigerant dan Minyak Pelumas Untuk Sistem Refrigrasi
Disusun Oleh: Kelompok 6
NAMA NIM
1.
ARI PURWADI 5113122003
2.
M. HERU PURNOMO 5113122029
3.
MUHAMMAD AFANDI 5113122034
4.
RAHMAD NUR RISKY 5113122038
PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEMESTER GENAP 2013/2014
Dengan kerendahan hati
kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
Makalah yang berjudul Memahami
karakteristik, memilih refrigerant dan minyak pelumas untuk system refrigrasi ini
ditujukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Sistem AC. Dalam penyusunan
makalah ini, banyak kendala dan hambatan yang kami hadapi, namun berkat
dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Dengan hormat kami
ucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Suherman, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Sistem AC yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan itu, kami juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada para orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril dan
materil.
Kami menyadari bahwa
makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi makalah ini.
Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.
Medan, 20 Maret 2014
Kelompok 6
Pelumas (lubricant atau
sering disebut lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk cairan)
yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak yang
saling bergesekan. Suatu bahan cairan dapat dikategorikan sebagai pelumas jika
mengandung bahan dasar (bisa berupa oil based atauwater/glycol
based) dan paket aditif.
Pelumas mempunyai tugas
pokok untuk mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak
langsung antara dua permukaan logam yang saling bergesekan sehingga
keausan dapat dikurangi, besar tenaga yang diperlukan akibat gesekan dapat
dikurangi dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan pun akan berkurang. Minyak
pelumas atau oli kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-bagian
kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas
berfungsi meredam panas di bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli
kompresor bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut bersirkulasi di dalam
sistem pendingin melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli
kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan
terhadap temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku yang renndah,
dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat refrigeran serta komponen AC yang
dilewatinya.
Refrigeration (pendinginan) adalah proses membuang panas dari suatu zat agar
terus-menerus dengan cara penguapan (evaporation) dan
pengembunan (condensation). Oleh karena itu dalam sistem refrigeration (pendingin)
dikenal 5 bagian peralatan utama yaitu, peralatan penguap (evaporator),
peralatan penekan (compressor), peralatan pengembun (condenser),
peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir), dan katup penyebar (expansion valve).menjadi
dingin. Sebagai contoh, pada saat es mencair, es tersebut menyerap panas dari lingkungan di sekitarnya
yang menyebabkan efek pendinginan pada lingkungan di sekitar es tersebut. Pada sistem refrigeration (pendingin), proses yang digunakan untuk
mendapatkan pendinginan yang terus-menerus dilakukan dengan cara mengubah zat
pendingin (refrigerant) dari bentuk cair ke bentuk gas dan
kembali ke bentuk cair secara
Refrigeran adalah zat yang mengalir
dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC).
Fungsi refrigerant pada sistem AC adalah untuk menyerap panas
dari ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan tersebut menjadi dingin.
Proses pendinginannya yaitu : Zat pendingin (refrigerant) diubah
bentuknya dari bentuk cair menjadi uap dengan cara dialirkan dari
peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir) melalui katup
penyebar (expansion valve) ke peralatan “evaporator coil”, uap
zat pendingin inilah yang kemudian menyerap panas lingkungan di sekelilingnya,
dalam hal ini udara dalam ruang pendingin (refrigerator room).Fungsi
kompresor pada sistem pendingin tidak hanya memberikan tekanan untuk
mengirimkan zat pendingin (refrigerant) ke “evaporator coil” hingga berubah
bentuk dari cair menjadi uap, tetapi kompresor juga memberi tekanan pada
peralatan pengembun (condenser) untuk mengubah zat pendingin dari bentuk
uap ke bentuk cair kembali, hingga proses pendinginan bisa berjalan
terus-menerus. Temperatur operasi kompresor pendingin dapat mencapai
-300.
Gambar 1. Refrigran R12 dan
R134a
Refrigerant yang digunakan pada sistem AC mobil
haruslah selektif, sebab proses pendinginan memerlukan suatu bahan yang mudah
diubah bentuknya dari gas menjadi cair atau untuk mengambil panas dari evaporator
dan membuangnya di kondensor. Karakteristik thermodinamika refrigerant antara
lain meliputi temperatur penguapan, tekanan penguapan, temperatur pengembunan,
dan tekanan pengembunan. Untuk keperluan suatu jenis pendinginan (misalnya
untuk pendinginan udara atau pengawetan dengan pembekuan) diperlukan
refrigerant dengan karakteristik termodinamika yang tepat. Adapun syarat-syarat
umum sebuah refrigerantsebagai berikut.
- Tidak
beracun dan tidak berbau
- Tidak
mudah terbakar atau meledak jika dicampur dengan udara dan minyak pelumas.
- Tidak
menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem
pendingin.
- Bila
terjadi kebocoran mudah dicari.
- Mempunyai
titik didih dan kondensasi yang rendah.
- Mempunyai
susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali
dimanfaatkan,diembunkan, dan diuapkan.
- Perbedaan
antara tekanan pengembunan dan tekanan penguapan sangat kecil.
- Mempunyai
panas laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator bisa
maksimal.
- Mempunyai
nilai konduktivitas thermal yang tinggi.
- Kekentalan
(viskositas) dalam face cair maupun fas gas cukup rendah, agar tahanan
aliran refrigerant dalam pipa kecil.
- Konstanta
dielektrika refrigerant yang kecil, tahanan lisrik yang besar serta tidak
menyebabkan korosi pada pada material isolator listrik.
·
Harga tidak mahal dan mudah
diperoleh.
2.2
Penggunaan Refrigerant
Refrigerant yang digunakan pada AC mobil umumnya
adalah R-12 dan R-134a. Jenis refrigerant ini bisa juga gunakan pada alat
pendingin lain, seperti lemari es dan dispenser. Refrigerant R-12 dengan rumus
kimia CL2F2 (dichloro-difluoro-metane) adalah
refrigerant yang mengandung clorofluarocarbon (CFC), sehinggadapat merusak
lapisan ozon (O3) dan membahayakan kelangsungan mahluk hidup.
Refrigerant R-134a yang memiliki rumus kimia CHFFCF3 (tetrafluoroethane),
merupakan refrigerant non CFC dan lebih ramah lingkungan, sehingga dapat
menggantikan R-12 yang lebih lama digunakan.
Berdasarkan protokol montreal (atas prakarsa
Perserikatan Bangsa Bangsa) tahun 1987 dan telah di ratifikasi oleh lebih dari
170 negara, disepakati bahwa refrigerant yang mengandung CFC tidak boleh
digunakan dan diproduksi lagi. Di negara maju seperti Amerika, Jepang, dan
negara-negara di Eropa, sudah tidak diproduksi lagi sejak tahun 1996. Namun,
untuk negara-negara berkembang masih diperbolehkan sampai tahun 2010, dengan
kapasitas produksi yang terus dikurangi.
Umumnya, produksi kendaraan keluaran sebelum tahun
1994 masih menggunakan refrigerant R-12. Setelah ditemukan kerusakan lapisan
ozon yang salah satu penyebabnya adalah penggunaan R-12, maka penggunaannya
terus dikurangi sejak tahun 1989. Hingga pada tahun 1997, hanya sekitar 15%
produksi kendaraan yang masih menggunakan R-12. Target penghapusan R-12 pada
produksi kendaraan adalah tahun 2000, setelah itu penggunaan R-134a seluruhnya
wajib dilakukan.
Refrigerant yang beredar di pasaran umumnya adalah
freon yang dipoduksi oleh E.I Dupont (Amerika), Klea produksi ICI
Americas(Amerika), dan Honeywell Genetron (Amerika). Produsen lokal sendiri
sudah memproduksi refrigerant yang tidak merusak lingkungan, yaitu menggunakan
hidrokarbon. Produsen tersebut di antaranya Musicool MC-12 produksi Pertamina
dan Hycool HCR -12 yang ditemukan oleh tim dari Institut Teknologi Bandung(ITB)
dan diproduksi oleh PT. Citra Total Buana Biru. Perbandingan refrigerant
R12 dan R134a sebagai berikut.
a)
Persamaan
Sebelumnya telah disinggung bahwa baik R-12 dan R134a
memiliki sifat yang hampir sama seperti syarat-syarat refrigerant pada umumnya,
sehingga R134a dapat menggantikan R-12 (dengan syarat adanya perubahan pada
beberapa komponen sistem AC mobil). Dari persamaan tersebut, di antaranya tidak
menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin,
mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan,
diembunkan, dan diuapkan. Selain itu, mempunyai nilai normal boiling point(NBP)
yang tidak bebeda jauh atau bila terjadi kebocoran mudah dicari.
b)
Perbedaan
Secara kasat mata, tidak mudah mengetahui perbedaan
antara R-12 dan R-134a. Apalagi masih di dalam tabung refrigerant, mungkin saja
diluar tertulis R-134a tetapi isinya R-12 atau sebagian saja yang mengandung
R-134a. Apalagi dengan adanya perbedaan harga, yaitu R-134a lebih mahal dari R-12,
makanya pengoplosan refrigerant sangat mungkin terjadi.
Alat yang dapat mengetahui kandungan refrigerant pada
tabung atau refrigerant yang ada pada sistem AC mobil adalah refrigerant
identifier. Alat ini bekerja dengan cara membaca kandungan kimia refrigerant,
sehingga dengan mudah dapat diketahui jenis refrigerant pada tabung atau dalam
sistem AC mobil. Biasanya bengkel AC mobil memiliki alat untuk menjaga kualitas
refrigerant sebelum digunakan pada kendaraan. Cara penggunaan alat sangat
sederhana, sebagai berikut.
(1)
Siapkan alat refrigerant identifier.
(2)
Hubungkan ke sumber listrik PLN.
(3)
Hubungkan selang refrigerant
identifier pada tabung atau pada AC mobil langsung. Pastikan keran telah
terbuka untuk proses identifikasi pada tabung refrigerant. Untuk mengukur
tekanan AC mobil, selang dihubungkan ke pentil low pressure.
(4)
Hidupkan alat dan diamkan beberapa
saat untuk proses pembacaan.
(5)
Lihat hasilnya pada display
refrigerant identifier, biasanya dalam bentuk persentase (%).
2.3
Hasil Pengetesan Refrigerant
Keterangan :
Berdasarkan pengujian di atas,mengandung 98 % lebih
refrigerant murni dan kandungan udara tidak lebih dari 10 %. Terlihat di
display muncul “PASS”, sebaliknya jika kurang dari 98 %, di display akan muncul
“Fail”.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan
R-134a pada AC mobil lebih ramah lingkungan, karena tidak merusak ozon
dibandingkan dengan R-12. Untuk mengetahui perbedaan antara R-12 dan R-134a
dapat dilihat pada tabel berikut
2.4
Perbedaan R-12 dan R-134a
Indikator
|
R-12
|
R-134a
|
Senyawa kimia
Tekanan
Oli kompresor
Seal/o-ring/selang
Receiver Dryer
Harga
|
Dijuluki-dichloro-difluoro-metane
yang mengandung CFC, sehingga merusak lapisan ozon (O3)Lebih rendah
Menggunakan Oli Mineral
(ND-OIL6 atau ND-OIL7
Menggunakan NBR (Nitrile Butadiene
Rubber)
Berisi silica-gel untuk
menghilangkan uap air
Lebih murah dari R-134a
|
Dijuluki tetrafluoro-ethane yang
tidak mengandung CFC,
Lebih tinggi
Menggunakan Oli Sintesis (ND-OIL8
atau ND-OIL9)
Menggunakan RBR (Rubber in Behalf
of R-134a)
Berisi zeolite yang dapat
menghilangkan uap air.
Lebih mahal dari R-12
|
2.5 Penggantian
R-12 menjadi R-134a.
Berdasarkan perbedaan R-12 dan R-134a di atas, dapat
disimpulkan bahwa penggantian refrigerant memerlukan komponen sistem AC mobil
yang sesuai. Sebenarnya dapat saja mengganti R-12 dengan R-134a, tetapi ada
beberapa komponen perlu diganti, seperti minyak pelumas, seal, o-ring, selang,
receiver, katup ekspansi, dan perbaikan sistem pendinginan kondensor. Jika
dipaksakan mengganti refrigerant R-12 dengan R-134a tanpa mengganti
komponen-komponen diatas, akan menimbulkan banyak masalah pada sistem AC mobil
sebagai berikut.
(1)
Kompresor macet, karena minyak
pelumas yang digunakan pada R-12 tidak mudah larut pada R-134a.
(2)
Terjadi kebocoran refrigerant dari
seal, o-ring, dan selang. Hal ini diakibatkan komponen pada R-12 terbuat dari
bahan yang mudah rusak saat terkena refrigerant R-134a. Contohnya dibagian
dalam selang untuk R-134a yang dilapisi teflon, sehingga lebih kuat.
(3)
Efek pendinginan AC mobil akan
berkurang karena masalah pada katup ekspansi. Ini disebabkan tekanan R-134a
lebih tinggi daripada R-12, sehingga katup ekspansi pada R-12 tidak cocok
digunakan untuk R-134a.
(4)
Efek pendinginan AC mobil akan
berkurang karena tekanan R-134a lebih besar daripada R-12, sehingga
menimbulkan panas yang berlebihan dan kondensor tidak mampu melepaskan panas
dengan baik, karena desain kondensornya untuk R-12. Oleh sebab itu, diperlukan
perbaikan pendinginan pada kondensor, misalnya mengganti kondensor menjadi
lebih besar atau menambah kecepatan kipas kondensornya.
(5)
Terdapat masalah pada komponen
receiver, karena dibutuhkan lebih banyak silica gel untuk menyerap air pada
R-134a dibandingkan R-12.
(6)
Terdapat masalah pada komponen
pressure switch, katup ekspansi, dan bagian lain, akibat perbedaan tekanan
antara R-12 dan R-134a.
Dari pengaruh di atas, perlu diperhatikan saat pengisian
kembali refrigerant, apakah AC mobil tersebut menggunakan R-12 atau R-134a.
Untuk mengetahuinya, lihat petunjuk pada bagian lain dari kendaraan. Selain
itu, banyaknya refrigerant yang digunakan tergantung pada jenis kompresor dan
tipe kendaraan yang digunakan. Untuk mengetahui standart kapasitas refrigerant
pada tiap-tiap kendaraan dapat dilihat dihalaman lampiran.
2.6
Sample Produk Refrigerant
(1) Refrigerant
Halocarbon (CFC)
Tabel 1. Jenis-jenis refrigerant
halocarbon (CFC)
Refrigeran
|
Titik didih
( 0 C )
|
Jenis
Kompresor
|
Temperatur penguapan
|
Temperatur pengembunan
|
R 11
|
23,8
|
Sentrifugal
|
Tinggi
(pendinginan udara)
|
Biasa (pendinginan air, udara)
|
R 12
|
- 29,8
|
Torak, putar
|
Tinggi-rendah (pembekuan,
pendinginan ruangan)
|
Biasa (pendinginan air, udara)
|
R 13
|
- 81,4
|
Torak, putar
|
Temperatur
sangat rendah
|
Pendinginan biner
|
R 21
|
8,9
|
Torak, putar
|
Tinggi (pendinginan)
|
Tinggi (pendinginan udara)
|
R 22
|
- 40,8
|
Torak, putar
|
Tinggi-rendah (refrigerasi, pendinginan
|
Biasa (pandinginan air, pendinginan udara)
|
R 113
|
47,6
|
Sentrifugal
|
Tinggi (pendinginan)
|
Biasa (pandinginan air, pendinginan udara)
|
R 502
|
- 45,6
|
Torak, putar
|
Tinggi-rendah (refrigerasi, pendinginan)
|
Biasa (pandinginan air, pendinginan udara
|
(2) Hydrocarbon
Refrigerant
Hydrocarbon refrigerant atau natural refrigerant saat ini dinilai sebagai
alternatif terbaik bagi solusi untuk permasalahan bahan pendingin tersebut.
Dengan kandungan pencampuran antara propane dan butaneyang
sesuai hydrocarbon memiliki berbagai macam keunggulan
sebagai drop-in-subtitute yang kompatibel dengan semua
jenis system pendingin yang ada saat ini. Kelebihan lain yang
dimiliki oleh hydrocarbonrefrigerant adalah sifat
termodinamika-nya yang mampu menciptakan efisiensi energi secara luar biasa
yang tidak dimiliki oleh refrigerant sintetik dan kemampuannya
untuk menggantikan volume refrigerant sintetik dengan jumlah
yang lebih sedikit sehingga menciptakan efisiensi dalam instalasi serta
tentunya ramah lingkungan yang dikarenakan tidak berdampak negatif bagi lapisan
ozon atmosfir maupun pemanasan global.
(3) DURACOOL® Refrigerant
DURACOOL® Refrigerant Dewasa ini teknisi dan
pemakai AC telah mengenal luas penggunaan refrigerant halocarbon (CFC)
seperti R11, R12, R22, R502 dan R134a yang telah dikenal dengan sebutan “freon”
dalam sistem refigerasi. Tapi perlu diingat bahwa pemakaian refrigerant
halocarbon (CFC) tidak ramah lingkungan, karena berpotensi merusak
lapisan ozon / Ozon Depleting Potential (ODP) dan
berpotensi meningkatkan pemanasan bumi / Global Warming Potential
(GWP).
Keuntungan
menggunakan Duracool Refrigerant :
(a)
Menurunkan penggunaan listrik sampai
dengan 15% – 25% (hemat listrik)
(b)
Menambahkan umur kompresor (awet)
(c)
Ramah lingkungan (tidak beracun dan tidak
merusak lingkungan
(d)
Tidak merusak lapisan ozon (Non ODP)
(e)
Tidak meningkatkan pemanasan global (Non
GWP)
(f)
Pencapaian temperatur dingin lebih cepat
(hemat energi)
(g)
Suara mesin kompresor menjadi lebih halus
2.7
Aplikasi Refrigerant
Tabel 2. Aplikasi Penggunaan Refrigerant halocarbon (CFC)
Refrigerant
|
Penggunaan
|
R 11
|
Pendinginan air sentrifugal
|
R 12
|
Penyegarudara,
refrigerasi dan pendinginan
|
R 13
|
Refrigerasi temperatur sangat rendah
|
R 21
|
Pendingin kabin alat pengangkat
|
R 22
|
Penyegar udara, refrigerasi pada umumnya,
pendinginan.
|
R 113
|
Pendingin air sentrifugal ukuran kecil
|
R 502
|
Lemari pamer, unit temperatur rendah
|
3
MINYAK PELUMAS
3.1
Fungsi Minyak Pelumas
Minyak pelumas pada sistem AC memiliki beberapa fungsi yaitu :
(1)
Mengurangi friction
(2)
Mencegah wear/aus
(3)
Meningkatkan penyekatan (sealing)
ruang tekan
(4)
Mendinginkan
Untuk menjalankan fungsi seperti tersebut
di atas dengan baik, maka pelumas kompresor harus memiliki :
(1) Ketahanan terhadap oksidasi
Dengan adanya oksigen, maka pada temperatur tinggi
akan menghasilkan sludge, viskositas yang meningkat, endapan
karbon, bahkan bahaya kebakaran. Oleh karenanya pelumas harus memiliki sifat
fisik untuk tahan/stabil terhadap oksidasi.
(2) Stabilitas Terhadap Temperatur Tinggi
Pada saat kompresor dioperasikan, temperatur akan naik
& pelumas harus dapat menurunkan (cooling system) temperatur tanpa
terjadi kerusakan pada pelumasnya sendiri (stabil). Pelumas yang gagal
mengantisipasi temperatur juga akan membentuk endapan karbon & akan
menyebabkan terjadinya kebakaran. Temperatur tinggi pada umumnya banyak
dihasilkan oleh kompresor jenis reciprocating.
(3) Viskositas Stabil
Penentuan viskositas adalah hal yang terpenting dalam
pengoperasian kompresor. Viskositas harus cukup untuk memberikan lapisan tipis
pelumas diantara 2 permukaan metal yang saling bertemu tetapi cukup tipis (encer)
sehingga mengurangi tenaga yang diperlukan untuk mengantisipasi internal friction (drag).
Gambar 2. Minyak pelumas AC
3.2
Karakteristik Minyak Pelumas
Melihat kondisi kerja kompresor pendingin, maka
diperlukan pelumas dengan karakteristik :
(1)
BaseOil pilihan dengan viscosityindexyang
relatif tinggi sehingga viskositas/kekentalan oli relatif stabil.
(2)
Base oil yang dipilih pada
umumnya adalah dari seri naftanik, yang secara alamiah memiliki pour point relatif
lebih rendah dibanding dari seri paraffin.
(3)
Untuk mendapatkan performa pendinginan
yang lebih baik, pelumas dengan bahan dasar sintetik murni dari seri Polyol Ester menjadi
pilihan yang tepat.
3.3 Oli
kompressor
Oli
kompressor diperlukan untuk melumasi bantalan-bantalan kompressor dan permukaan
yang bergesekan.
Alasannya sama seperti
mesin yang memerlukan pelumasan. Oli kompressor bersikulasi melalui siklus
pendinginan, maka harus menggunakan oli khusus yang disarankan.
Oli yang di sarankan :
·
Kompressor
tipe Crank Shaft.................DENSOOIL 6 atau SUNISO No. 5GS
·
Kompressor
tipe Swash Plat…................DENSOOIL 6 atau SUNISO No.5GS
·
Kompressor
tipe Through Vane..............DENSOOIL 7
a) Jumlah
Oil Kompressor
Apabila
cooler sedang bekerja, sebagian oli keluar bersama-sama dengan refrigrant dan
bersikulasi di dalam siklus pendingin.
Bila jumlah oli yang
keluar dari kompressor ke dalam siklus pendingin sangat sedikit, tidak akan
merugikan bahkan memperbaiki pelumasan katup. Sebaliknya bila oli yang
bersikulasi jumlahnya cukup banyak akan berakibat sebagai berikut :
(1) Bila oli yang bersikulasi bersama refrigrant cukup
banyak, kebutuhan oli di crankcase menjadi
berkurang, sehingga pelumasan tidak berlangsung dengan sempurna dan menyebabkan
kompressor terbakar.
(2) Jumlah oli yang bersikulasi bersama refrigerant
dalam siklus refrigrant selalu tidak konstan.
Sehingga oli berkumpul di dalam evaporator dan ini akan mengakibatkan tiba-tiba
kembali dalam jumlah besar ke kompressor.
Disamping
oli yang terkumpul di dalam evaporator ini mengganggu perpindahan panas di
dalam evaporator sehingga kepastian kapasitas pendinginan akan menjadi
berkurang.
Bila di
dalam sirkulasi R-12 tidak terdapat oli maka kapasitas mendinginkannya dianggap
100%. Selanjutnya kapasitas ini makin berkurang sebanding dengan bertambahnya
oli yang bersirkulasi seperti pada kurva di bawah. Karena itu jumlah oli di
dalam kompressor harus tepat.
b)Penambahan
Oli Setelah Pergantian Part Fungsional
Bila part
fungsional rusak saat pendingin sedang bekerja, maka sejumlah oli kompressor
akan tertnggal di dalam sirkulasi refrigrant. Dengan demikian, evaporator atau
kondensor harus di ganti dengan yang baru disebabkan adanya kerusakan, maka
banyaknya oli yang tersisa pada part yang dilepaskan harus diganti.
Bila part fungsional
diganti, jumlah oli yang perlu ditambah sebagai berikut :
·
Bila receiver
diganti ....................20 cc (0,7 fl OZ)
·
Bila condensor
diganti ................40 – 50 cc (1,4 – 1,7 fl OZ)
·
Bila evaporator
diganti ............... 40 – 50 cc (1,4 – 1,7 fl OZ)
Bila kompressor yang diganti, oli yangharus diisikan
ke dalam kompressor baru harus sama jumlahnya dengan oli yang tersisa di dalam
kompressor lama.
3.4
Sampel Produk Minyak
Pelumas AC
(1) Pelumas SUNISO GS
SUNISO GS adalah minyak kualitas premium tegas
dirancang untuk digunakan sebagai pelumas kompresor pendingin. SUNISO GS Minyak
yang larut baik dengan pendingin HCFC dan CFC seperti R-22, R-502 dan R-12,
sementara menampilkan stabilitas yang sangat baik dan memberikan layanan
panjang kehidupan bebas masalah dalam sistem pendinginan dengan
menggunakan refrigerant di atas. Selain itu, SUNISO GS Minyak
juga melakukan dengan sangat baik dengan refrigerant alam
seperti R-717, R-600 dan R-290. SUNISO GS Minyak yang disuling dari minyak
mentah yang dipilih khusus naphthenic dengan metode khusus
menjamin pelumasan yang sangat baik dan properti lainnya. SUNISO GS Minyak
tersebut disetujui oleh semua pendingin ruangan utama, kulkas, freezer,
AC produsen mobil di dunia.
Tabel 3. Tipikal Data SUNISO GS
|
(2) Pelumas SUNISO SL-S
SUNSIO SL-S series adalah minyak
pendingin sintetis yang dirancang khusus untuk menggunakan ke kompresor
pendingin untuk lemari es, lemari pembeku, pendingin dan sistem pendinginan
industri untuk dikenakan. Dengan hydrofluorocarbon (HFC) refrigerant.SUNISO
SL-seri S memiliki miscibilityoptimal dan kompatibilitas dengan refrigerantHFC
seperti R-134a dan R404A. SUNISO SL-S series dirumuskan oleh dipilih basestocks
ester poliol dan aditif, yang menampilkan karakteristik berikut.
Stabilitas hidrolitik ExcellentLuar biasa Kestabilan Termal Posisi
pelumasan Listrik Properti Tinggi pengisolasi SUNISO SL-S series tersedia
di kelas viskositas ISO VG10, VG15, VG22 dan VG32 untuk berbagai sistem
pendingin. Untuk pasar-setelah dan bidang jasa, SUNISO SL-S series tersedia
dalam 200 L drum dan kaleng ember 20L.
Tabel 4. Khas properties SUNISO
SL-S
ISO Viscosity Classification
|
SUNISO SL-10S
|
SUNISO SL-15
|
SUNISO SL-22
|
SUNISO SL-32S
|
||
ISO VG10
|
ISO VG15
|
ISO VG22
|
ISO VG32
|
|||
Density
|
15°C
|
g/cm 3
|
0.928
|
0.940
|
0.951
|
|
Color
|
ASTM
|
L0.5
|
L0.5
|
L0.5
|
||
Viscosity
|
40°C
|
mm 2 /s
|
10.1
|
15.0
|
22.5
|
32.3
|
Viscosity n
|
100°C
|
mm 2 /s
|
2.50
|
3.22
|
4.14
|
5.14
|
Flash Point
|
COC
|
°C
|
182
|
196
|
212
|
230
|
Pour Point
|
°C
|
<-50
|
<-50
|
<-50
|
-22.5
|
|
Total Acid Number
|
mgKOH/g
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
|
Water Content Air
|
ppm
|
35
|
35
|
35
|
35
|
|
Miscibility
|
Oil/ R-134a=1/4
|
°C
|
-52
|
-40
|
-30
|
-20
|
Resistivity
|
25°C
|
Ωcm
|
5.0×10 13
|
7.0×10 13
|
4.0×10 14
|
4.0×10 14
|
(3) Pelumas SUNICE T-68
SUNICE T-68 adalah minyak sintetis pendingin yang
dirancang khusus untuk menggunakan ke kompresor refrigerasi untuk sistem pengkondisian
udara untuk dikenakan dengan hydrofluorocarbon (HFC) refrigerant.
T SUNICE-68 memiliki miscibility optimal dan kompatibilitas
dengan refrigeran HFC seperti R-407C, R-410A dan R-404A. SUNICE T-68 yang
dirumuskan oleh dipilih basestocks ester poliol
dan aditif, yang menampilkan karakteristik berikut. Untuk pasar-setelah dan
bidang jasa, SUNICE T-68 tersedia dalam 200 L drum dan kaleng ember 20L.
3.5
Aplikasi Penggunaan Minyak
Pelumas
Tabel 5. Aplikasi dari minyak kompresor SUNISO
|
Products
|
Compressor Type
|
Applications
|
Refrigerants
|
||||||
Recipro
|
Rotary
|
Turbo
|
Scroll
|
Screw
|
R-407C
|
R-410A
|
R-404A
|
||
SUNICE
T-68 |
|
|
|
|
|
Air Conditioner, Freezer, Chiller, AC, Freezer,
Chiller,
Cold Strage Dingin Strage |
|
|
|
Pelumas (lubricant atau
sering disebut lube) adalah suatu bahan (biasanya berbentuk cairan)
yang berfungsi untuk mereduksi keausan antara dua permukaan benda bergerak yang
saling bergesekan.
Refrigeran adalah zat yang mengalir
dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC).
Fungsi refrigerant pada sistem AC adalah untuk menyerap panas
dari ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan tersebut menjadi dingin.
Proses pendinginannya yaitu : Zat pendingin (refrigerant) diubah
bentuknya dari bentuk cair menjadi uap dengan cara dialirkan dari
peralatan penerima/penampung (receiver/reservoir) melalui katup
penyebar (expansion valve) ke peralatan “evaporator coil”, uap
zat pendingin inilah yang kemudian menyerap panas lingkungan di sekelilingnya,
dalam hal ini udara dalam ruang pendingin (refrigerator room)
Minyak pelumas pada sistem AC
memiliki beberapa fungsi yaitu :
(1)
Mengurangi friction
(2)
Mencegah wear/aus
(3)
Meningkatkan penyekatan (sealing)
ruang tekan
(4)
Mendinginkan
Adapun saran kami
berkaitan dengan makalah ini adalah dengan adanya sebagian kecil pengetahuan
tentang pemahamam
karakteristik, memilih refrigerant dan minyak pelumas untuk system refrigrasi ini
kami sarankan kepada para teman-teman ataupun siapa saja yang telah membaca
materi ini untuk mencari referensi-referensi yang lainnya, mengingat materi
yang kami sampaikan masih banyak kekurangan-kekurangannya. Dengan materi ini
pula kita akan lebih tau bagaimana cara memilih refrigrant dan minyak pelumas
untuk AC pada kendaraan tertentu.
http://cvastro.com/beda-refrigerant-freon-r22-dan-r134a-dan-hidrokarbon.htm
pak klo compresor blitzer olinya gk balik apanya yah?????......
ReplyDeleteteguhadhe24@gmail.com
SL 68 Spesifikasinya qo tidak ada gan.
ReplyDeletewisata alam
SL 68 Spesifikasinya qo tidak ada gan.
ReplyDeletewisata alam
wah menarik sekali, semua dijelaskan disini. terimakasih yah info nya.
ReplyDeletelowongan kerja
Kok karakteristik R-134a seperti titik jenuh dan titik didih tidak di cantumkan.
ReplyDeleteKok karakteristik R-134a seperti titik jenuh dan titik didih tidak di cantumkan.
ReplyDelete